Sunday, 1 March 2009

Jangkrik -- intermezzo logika IT security berdasarkan ISO 27001

“Dasar komputer JAANNGGKRIIIKKKK …!!!! “ umpat si kuncung ketika mendapati bahwa hasil pekerjaannya selama seminggu tidak bisa dibuka karena sang komputer yang dibelinya dengan cara mencicil tersebut mendadak ngadat tidak mau bekerja sama dengannya.

Komputer dengan casing berwarna hitam dengan lis perak dan stiker idiot inside seakan menampakkan kegagahan, ketangguhan dan kecanggihan sebuah personal computer, itulah image yang hendak diimpresikannya ketika kuncung jatuh hati dan berkeinginan membeli sang komputer yang pertama kali dilihatnya dalam sebuah pameran komputer di suatu convention center yang cukup terkenal di ibukota. “Bapak pasti puas deh, spek komputer ini keren lho …motherboard Usus dengan prosesor dual core, memori Kingkong 1 giga, harddisk Singit 80 Giga, VGA card on board, monitor Thoyyiba flat screen 15 inch plus bonus meja komputer” rayu sang salesgirl yang berpakaian seronok dengan make up yang sangat merah serta bau harum parfum yang cukup membuat jantung setiap laki-laki bergetar kencang ketika sang salesgirl berbicara dalam jarak yang cukup dekat. Kuncung tercekat, mendadak ego dan hormon testoteronnya meningkat sebagai laki-laki yang sudah mapan sebagai seorang staf IT di sebuah Bank ternama di tanah air untuk meladeni tawaran sang salesgirl, “hmmmm ..gini ya mbak….” celoteh kuncung dengan gayanya yang sangat standar apabila dia dalam mode “ngegodain” on.

Setelah pergulatan tawar menawar yang cukup alot dengan Koh Ahau sang pemilik toko, dengan senyum yang menyiratkan kepuasan dan kemenangan, akhirnya Kuncung bisa membawa pulang komputer tersebut. Kuncung tidak harus merogoh kantongnya dalam-dalam, sebab dia membeli komputer tersebut dengan cicilan sebanyak 12 kali selama setahun dengan fasilitas kartu kredit yang baru disetujui dan dimilikinya dua minggu yang lalu dari salah satu bank asing yang terkenal dengan kru penagihannya yang tidak kenal kompromi kalau kliennya mengalami keterlambatan dalam pembayaran.

“Jadi..siapa yang mau mengerjakan kajian tentang proyek ini” cetus Pak Hadi, sang manajer IT dalam rapat mingguan yang dilaksanakan dengan mengundang divisi marketing sebagai pemilik proyek, dan seperti biasa Tim IT akan bertindak sebagai pelaksana proyek. Kuncung dengan sangat bersemangat langsung mengacungkan jarinya, tak sengaja ia menyenggol secangkir kopi hingga menumpahkan sebagian isinya ke lengan kemeja Toni yang langsung berteriak karena kepanasan.

“OK.. Kuncung kamu akan buat kajiannya dan saya minta kajian ini selesai dan dipresentasikan dalam rapat minggu depan” kata Pak Hadi sambil memandang Toni untuk segera diam.

”Consider it done ..Pak !” jawab Kuncung sambil melirik ke arah Noni, seorang staf marketing yang sudah lama diincarnya, yang duduk di pojok meja meeting sambil menekan tuts ponselnya menjawab SMS yang seakan tidak pernah ada habisnya.

Seminggu sudah berlalu dan besok merupakan hari H dimana Kuncung akan mempresentasikan hasil kajiannya sehingga ia bisa menunjukkan kualitasnya sebagai seorang staf IT yang mumpuni di hadapan Pak Hadi dan teman-temannya serta sebagai seorang lelaki yang cerdas dan mempunyai masa depan dan karir yang cemerlang di mata Noni. Semua hasil kajiannya sudah diselesaikannya sejak kemarin dan disave dengan format mikocok word dan ia akan menyelesaikan bahan presentasinya malam ini.

Hari ini hari Kamis dan jam sudah menunjukkan jam 12 malam, dinginnya udara malam akibat hujan deras di luar tidak menyurutkan semangatnya. Dengan ditemani secangkir kopi instan ABG dan sebungkus rokok Djisamson, Kuncung menyelesaikan halaman terakhir dari presentasinya dan segera mengklik tombol save. Aman dan terkendali ... sambil menyeringai, Kuncung merapatkan sarungnya, menggenggam erat dua buah tiket bioskop dan mulai berkhayal tentang wanita pujaannya. GLUDUUK....DEERRRR ....bunyi geledek membuyarkan tidur dan lamunan Kuncung, diikuti dengan padamnya listrik akibat petir yang menyambar tiang listrik di depan rumah. Sambil mengelus dada, Kuncung menoleh ke monitor komputernya yang tadi belum sempat dimatikannya, hanya layar hitam yang terlihat olehnya dan ia kembali meringkuk ke dalam sarungnya dan mencoba untuk meneruskan tidur dan mimpi indahnya.

Kuncung terbangun ketika weker berbunyi, dia segera mandi dan mempersiapkan dirinya untuk berangkat kerja. Rapat akan dimulai jam 8 pagi ini, jadi dia harus tiba lebih dahulu untuk mempersiapkan semuanya. Setelah mandi dan sarapan ia melangkah ke meja komputernya dengan sedikit terburu-buru. Kuncung menekan tombol ON, tapi sang komputer tidak merespon, sang komputer hanya diam dan tidak terdengar bunyi apapun dari sang komputer. Klik..klik..klik... kuncung berkali-kali kembali menekan tombol ON sembari berdoa agar sang komputer mau segera hidup agar ia dapat mensave hasil pekerjaannya semalam ke dalam flashdisknya, tapi usahanya sia-sia, tampaknya petir semalam telah meluluhlantakkan sang komputer sehingga keluarlah umpatannya seperti yang di atas.

Waktu menunjukkan jam delapan kurang lima belas menit ketika Kuncung menghadap Pak Hadi untuk melaporkan hasil pekerjaannya sebelum rapat dimulai. Pak Hadi menganggukkan kepalanya sambil menghela napas panjang begitu Kuncung selesai dengan penjelasannya yang maha panjang dan rumit. Pak Hadi hanya menyayangkan bahwa Kuncung kurang memahami pentingnya pengamanan informasi yang disyaratkan oleh ISO 27001, yang sekarang dalam tahap implementasi di bank tempat mereka bekerja. Pak Hadi dengan bijak memberikan wejangan agar Kuncung seharusnya segera membackup hasil pekerjaannya segera setelah ia selesai atau secara berkala ke dalam media penyimpanan seperti external harddisk, CD atau flashdisk.

Pak Hadi segera mengangkat telepon dan menghubungi Pak Raden, manajer marketing untuk menunda rapat mereka hingga minggu depan karena Kuncung tidak bisa presentasi hari ini karena mendadak harus ke luar kantor dengan alasan troubleshooting di kantor cabang sampai hari Senin.

Dengan menundukkan kepala sambil menghaturkan banyak terima kasih ke Pak Hadi karena telah menyelamatkan reputasinya, Kuncung segera meninggalkan kantor untuk segera mereparasi harddisknya ke toko tempat ia membeli komputer jangkrik tersebut. Di tengah jalan ia meremas dan membuang tiket bioskop film laskar pelangi yang sudah dibelinya sejak hari kamis kemarin, padahal Kuncung sudah merencanakan untuk mengajak Noni menonton film laskar pelangi setelah presentasi selesai, ia berkhayal kalau presentasinya akan berjalan sukses, diakhiri dengan tepuk tangan panjang dari teman-teman Tim IT dan Divisi Marketing, serta pujian dari Pak Hadi dan Pak Raden, dan yang paling penting, decak kekaguman akan keluar dari mulut Noni melihat kemampuannya, selain itu ia mendapat bocoran dari Toni kalau Noni sangat ingin nonton film laskar pelangi tapi sampai hari ini ia belum mendapatkan tiket. Dengan dibuangnya tiket itu, dibuangnya pula khayalannya tentang promosi dan PeDeKaTenya yang gagal total gara-gara si Jangkrik.


ISO 27001 (Annex A) Klausul 10.5. Backup


Komputer Jangkrik merupakan julukan atau nama lain yang diberikan para pengguna komputer kepada komputer rakitan dengan spesifikasi yang seadanya sesuai dengan ketebalan isi kantong pemiliknya. 

 

* sebuah intermezzo logika tentang IT security oleh arafiandi